Jumat, 11 Maret 2011

PENGARUH KADAR PUPUK KOMPOS TERHADAP PERTUMBUHAN
TANAMAN TOMAT


DISUSUN OLEH
KELOMPOK IX
NURUL ANISA (31)
ASTUTI AMIR (10)
REGAR SIMSON (34)

KELAS XII IPA 1
SMA NEGERI 12 MAKASSAR
Tahun ajaran 2010 / 2011

KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada saya dapat berkemampuan menyusun karya ilmiah ini, yang merupakan tugas guna memenuhi kewajiban saya sebagai siswa.
Dalam penyusunan karya ilmiah ini saya menyadari bahwa masih banyak terdapat kekurangan serta ketidaksempurnaan dalam penyusunan maupun penulisan, hal ini tidak terlepas dari segala keterbatasan dan kekurangan yang saya miliki, maka dengan segala kerendahan hati, kami mengharapkan kritik dan saran yg membangun dari berbagai pihak.
Oleh sebab itu, saya menyampaikan rasa penghargaan dan terima kasih yang setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan berupa moril maupun materil.
Akhirnya tidak ada sesuatu yang berharga yang dapat saya berikan sebagai imbalan selain mengucapkan terima kasih dan menyerahkan kepada Tuhan Yang Maha Esa semoga amal bakti bapak / ibu serta semua saudara-saudari sekalian bernilai ibadah dan mendapat rahmat dan karunia disisi-Nya.Amin
Makassar, November 2010

Penyusun,

BAB 1
PENDAHULUAN

A.LATAR BELAKANG
Seperti yang kita ketahui kepadatan penduduk di Indonesia dari tahun ke tahun terus meningkat .Hal itu mengakibatkan permintaan produksi barang semakin tinggi. Peningkatan produksi barang tersebut mengakibatkan semakin meningkatnya penggunaan barang. Hal itu sangat berdampak bagi lingkungan. Misalnya meningkatnya volume-volume sampah / barang bekas. Akibat meningkatnya barang-barang bekas yang akan menjadi sampah. Maka untuk menanggulanginya kami akan membuat sesuatu dengan barang-barang bekas itu agar tidak menjadi sampah yang tidak berguna. Kaca adalah sampah non-organik yang tidak bisa terurai dan sampah kaca akan berdampak negatif bagi lingkungan. Dalam hal ini kami akan membuat terarium / tanaman hias melalui kaca bekas transparan agar menambah kesan indah dalam rumah kita. Selain untuk memperindah ruangan, kita juga dapat mengisi waktu luang. Jika kita bisa pintar-pintar memanfaatkan keadaan kita juga bisa meraup keuntungan dengan membuka peluang bisnis serta membuka lapangan pekerjaan karena hanya dengan kaca bekas kita dapat merubahnya menjadi suatu barang yang indah dan menarik.
Sebenarnya ide ini pernah ada yang buat tetapi kami membuat terarium ini dalam bentuk yang berbeda dari biasanya, orang membuat dengan model bundar kami membuatnya dengan potongan kaca persegi menjadi bentuk prisma. Maka kami mengambil judul penelitian “Terarium dari kaca bekas” guna untuk mengurangi dampak sampah bagi lingkungan.


B.RUMUSAN MASALAH
Apakah kaca bekas dapat dimanfaatkan sebagai terarium ?
Bagaimanakah langkah kerja dari terarium?
Apakah manfaat dari terarium tersebut ?

C.TUJUAN PENELITIAN
Untuk mengetahui pemanfaatan kaca bekas menjadi terarium .
Untuk mengetahui langkah kerja pembuatan terarium.
Untuk mengetahui manfaat dari terarium tersebut.

D.MANFAAT PENELITIAN
Bagi siswa
a. Melatih kreativitas siswa dalam memanfaatkan sampah-sampah bekas .
b. Melatih kemampuan meneliti dan membuat karya ilmiah
Bagi sekolah
a.Untuk mengurangi peningkatan volume sampah disekolah.
b.Sumbangan ide terhadap IPTEK
c.Turut memajukan teknologi tepat guna.
Bagi masyarakat
a.Untuk melestarikan lingkungan dari sampah-sampah bekas.
b.Pemanfaatan barang-barang bekas menjadi barang berguna .

BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

A.KAJIAN PUSTAKA

Pertumbuhan ekonomi di Indonesia telah meningkatkan taraf kehidupan penduduknya. Peningkatan pendapatan di negara ini ditunjukkan dengan pertumbuhan kegiatan produksi dan konsumsi. Pertumbuhan ini juga membawa pada penggunaan sumber semula jadi yang lebih besar dan pengeksploitasian lingkungan untuk keperluan industri, bisnis dan aktivitas sosial. Di bandar-bandar negara dunia ketiga, pengurusan sampah sering mengalami masalah. Pembuangan sampah yang tidak diurus dengan baik, akan mengakibatkan masalah besar. Karena penumpukan sampah atau membuangnya sembarangan ke kawasan terbuka akan mengakibatkan pencemaran tanah yang juga akan berdampak ke saluran air tanah. Demikian juga pembakaran sampah akan mengakibatkan pencemaran udara, pembuangan sampah ke sungai akan mengakibatkan pencemaran air, tersumbatnya saluran air dan banjir (Sicular 1989). Selain itu, Eksploitasi lingkungan adalah menjadi isu yang berkaitan dengan pengurusan terutama sekitar kota. Masalah sampah sudah saatnya dilihat dari konteks nasional. Kesukaran untuk mencari lokasi landfill sampah, perhatian terhadap lingkungan, dan kesehatan telah menjadi isu utama pengurusan negara dan sudah saatnya dilakukan pengurangan jumlah sampah, air sisa, serta peningkatan kegiatan dalam menangani sampah..
Oleh sebab itu, banyak negara besar melakukan incineration atau pembakaran, yang menjadi alternatif dalam pembuangan sampah. Sementara itu, permasalahan yang dihadapi untuk proses ini adalah biaya pembakaran lebih mahal dibandingkan dengan sistem pembuangan akhir (sanitary landfill). Apabila sampah ini digunakan untuk pertanian dalam jumlah yang besar, maka akan menimbulkan masalah karena mengandung logam berat (Ross 1994). Sampah boleh dikategorikan kepada dua, yaitu sampah domestik dan sampah bukan domestik (Ridwan Lubis 1994). Sampah domestik adalah bahan-bahan buangan yang dibuang dari rumah atau dapur. Contohnya ialah pakaian lama atau buruk, botol, kaca, kertas, beg plastik, tin aluminium dan juga sisa makanan. Sampah bukan domestik pula ialah bahan-bahan buangan yang dihasilkan dari industri, perusahaan, pasar, dan pejabat. Bahan-bahan buangan ini terdiri daripada berbagai jenis termasuk sisa jualan, sisa pembungkusan dan sisa daripada proses pengilangan.
Sampah adalah suatu bahan yang terbuang atau dibuang dari sumber hasil aktifitas manusia maupun alam yang belum memiliki nilai ekonomis. Sampah berasal dari rumah tangga, pertanian, perkantoran, perusahaan, rumah sakit, pasar, dsb. Secara garis besar, sampah dibedakan menjadi:

1. Sampah organik/basah
Contoh : Sampah dapur, sampah restoran, sisa sayuran, rempah-rempah atau sisa buah dll yang dapat mengalami pembusukan secara alami.

2. Sampah anorganik/kering
Contoh : logam, besi, kaleng, plastik, karet, botol, dll yang tidak dapat mengalami pembusukan secara alami.

3. Sampah berbahaya
Contoh : Baterai, botol racun nyamuk, jarum suntik bekas dll.
Permasalahan sampah di Indonesia antara lain semakin banyaknya limbah sampah yang dihasilkan masyarakat, kurangnya tempat sebagai pembuangan sampah, sampah sebagai tempat berkembang dan sarang dari serangga dan tikus, menjadi sumber polusi dan pencemaran tanah, air, dan udara, menjadi sumber dan tempat hidup kuman-kuman yang membahayakan kesehatan.
Alternatif Pengelolaan Sampah
Untuk menangani permasalahan sampah secara menyeluruh perlu dilakukan alternatif-alternatif pengelolaan. Landfill bukan merupakan alternatif yang sesuai, karena landfill tidak berkelanjutan dan menimbulkan masalah lingkungan. Malahan alternatif-alternatif tersebut harus bisa menangani semua permasalahan pembuangan sampah dengan cara mendaur-ulang semua limbah yang dibuang kembali ke ekonomi masyarakat atau ke alam, sehingga dapat mengurangi tekanan terhadap sumberdaya alam. Untuk mencapai hal tersebut, ada tiga asumsi dalam pengelolaan sampah yang harus diganti dengan tiga prinsip–prinsip baru. Daripada mengasumsikan bahwa masyarakat akan menghasilkan jumlah sampah yang terus meningkat, minimalisasi sampah harus dijadikan prioritas utama. Sampah yang dibuang harus dipilah, sehingga tiap bagian dapat dikomposkan atau didaur-ulang secara optimal, daripada dibuang ke sistem pembuangan limbah yang tercampur seperti yang ada saat ini. Dan industri-industri harus mendesain ulang produk-produk mereka untuk memudahkan proses daur-ulang produk tersebut. Prinsip ini berlaku untuk semua jenis dan alur sampah.
Pembuangan sampah yang tercampur merusak dan mengurangi nilai dari material yang mungkin masih bisa dimanfaatkan lagi. Bahan-bahan organik dapat mengkontaminasi/ mencemari bahan-bahan yang mungkin masih bisa di daur-ulang dan racun dapat menghancurkan kegunaan dari keduanya. Sebagai tambahan, suatu porsi peningkatan alur limbah yang berasal dari produk-produk sintetis dan produk-produk yang tidak dirancang untuk mudah didaur-ulang; perlu dirancang ulang agar sesuai dengan sistem daur-ulang atau tahapan penghapusan penggunaan.
Program-program sampah kota harus disesuaikan dengan kondisi setempat agar berhasil, dan tidak mungkin dibuat sama dengan kota lainnya. Terutama program-program di negara-negara berkembang seharusnya tidak begitu saja mengikuti pola program yang telah berhasil dilakukan di negara-negara maju, mengingat perbedaan kondisi-kondisi fisik, ekonomi, hukum dan budaya. Khususnya sektor informal (tukang sampah atau pemulung) merupakan suatu komponen penting dalam sistem penanganan sampah yang ada saat ini, dan peningkatan kinerja mereka harus menjadi komponen utama dalam sistem penanganan sampah di negara berkembang. Salah satu contoh sukses adalah zabbaleen di Kairo, yang telah berhasil membuat suatu sistem pengumpulan dan daur-ulang sampah yang mampu mengubah/memanfaatkan 85 persen sampah yang terkumpul dan mempekerjakan 40,000 orang.
Secara umum, di negara Utara atau di negara Selatan, sistem untuk penanganan sampah organik merupakan komponen-komponen terpenting dari suatu sistem penanganan sampah kota. Sampah-sampah organik seharusnya dijadikan kompos, vermi-kompos (pengomposan dengan cacing) atau dijadikan makanan ternak untuk mengembalikan nutrisi-nutrisi yang ada ke tanah. Hal ini menjamin bahwa bahan-bahan yang masih bisa didaur-ulang tidak terkontaminasi, yang juga merupakan kunci ekonomis dari suatu alternatif pemanfaatan sampah. Daur-ulang sampah menciptakan lebih banyak pekerjaan per ton sampah dibandingkan dengan kegiatan lain, dan menghasilkan suatu aliran material yang dapat mensuplai industri.
Tanggung Jawab Produsen dalam Pengelolaan Sampah
Hambatan terbesar daur-ulang, bagaimanapun, adalah kebanyakan produk tidak dirancang untuk dapat didaur-ulang jika sudah tidak terpakai lagi. Hal ini karena selama ini para pengusaha hanya tidak mendapat insentif ekonomi yang menarik untuk melakukannya. Perluasan Tanggung jawab Produsen (Extended Producer Responsibility – EPR) adalah suatu pendekatan kebijakan yang meminta produsen menggunakan kembali produk-produk dan kemasannya. Kebijakan ini memberikan insentif kepada mereka untuk mendesain ulang produk mereka agar memungkinkan untuk didaur-ulang, tanpa material-material yang berbahaya dan beracun. Namun demikian EPR tidak selalu dapat dilaksanakan atau dipraktekkan, mungkin baru sesuai untuk kasus pelarangan terhadap material-material yang berbahaya dan beracun dan material serta produk yang bermasalah.
Di satu sisi, penerapan larangan penggunaan produk dan EPR untuk memaksa industri merancang ulang, dan pemilahan di sumber, komposting, dan daur-ulang di sisi lain, merupakan sistem-sistem alternatif yang mampu menggantikan fungsi-fungsi landfill atau insinerator. Banyak komunitas yang telah mampu mengurangi 50% penggunaan landfill atau insinerator dan bahkan lebih, dan malah beberapa sudah mulai mengubah pandangan mereka untuk menerapkan “Zero Waste” atau “Bebas Sampah”.


Sampah Bahan Berbahaya Beracun (B3)
Sampah atau limbah dari alat-alat pemeliharaan kesehatan merupakan suatu faktor penting dari sejumlah sampah yang dihasilkan, beberapa diantaranya mahal biaya penanganannya. Namun demikian tidak semua sampah medis berpotensi menular dan berbahaya. Sejumlah sampah yang dihasilkan oleh fasilitas-fasilitas medis hampir serupa dengan sampah domestik atau sampah kota pada umumnya. Pemilahan sampah di sumber merupakan hal yang paling tepat dilakukan agar potensi penularan penyakit dan berbahaya dari sampah yang umum.
Sampah yang secara potensial menularkan penyakit memerlukan penanganan dan pembuangan, dan beberapa teknologi non-insinerator mampu mendisinfeksi sampah medis ini. Teknologi-teknologi ini biasanya lebih murah, secara teknis tidak rumit dan rendah pencemarannya bila dibandingkan dengan insinerator. Banyak jenis sampah yang secara kimia berbahaya, termasuk obat-obatan, yang dihasilkan oleh fasilitas-fasilitas kesehatan. Sampah-sampah tersebut tidak sesuai diinsinerasi. Beberapa seperti merkuri harus dihilangkan, dengan cara merubah pembelian bahan-bahan, bahan lainnya dapat didaur-ulang, selebihnya harus dikumpulkan dengan hati-hati dan dikembalikan ke pabriknya. Studi kasus menunjukkan bagaimana prinsip-prinsip ini dapat diterapkan secara luas di berbagai tempat, seperti di sebuah klinik bersalin kecil di India dan rumah sakit umum besar di Amerika. Sampah hasil proses industri biasanya tidak terlalu banyak variasinya seperti sampah domestik atau medis, tetapi kebanyakan merupakan sampah yang berbahaya secara kimia.
Produksi Bersih dan Prinsip 4R
Produksi Bersih (Clean Production) merupakan salah satu pendekatan untuk merancang ulang industri yang bertujuan untuk mencari cara-cara pengurangan produk-produk samping yang berbahaya, mengurangi polusi secara keseluruhan, dan menciptakan produk-produk dan limbah-limbahnya yang aman dalam kerangka siklus ekologis. Prinsip-prinsip Produksi Bersih adalah prinsip-prinsip yang juga bisa diterapkan dalam keseharian misalnya dengan menerapkan Prinsip 4R yaitu:
-Reduce (Mengurangi); sebisa mungkin lakukan minimalisasi barang atau material yang kita pergunakan. Semakin banyak kita menggunakan material, semakin banyak sampah yang dihasilkan.
-Reuse (Memakai kembali); sebisa mungkin pilihlah barang-barang yang bisa dipakai kembali. Hindari pemakaian barang-barang yang disposable (sekali pakai, buang). Hal ini dapat memperpanjang waktu pemakaian barang sebelum ia menjadi sampah.
-Recycle (Mendaur ulang); sebisa mungkin, barang-barang yg sudah tidak berguna lagi, bisa didaur ulang. Tidak semua barang bisa didaur ulang, namun saat ini sudah banyak industri non-formal dan industri rumah tangga yang memanfaatkan sampah menjadi barang lain.

-Replace ( Mengganti); teliti barang yang kita pakai sehari-hari. Gantilah barang-barang yang hanya bisa dipakai sekali dengan barang yang lebih tahan lama. Juga telitilah agar kita hanya memakai barang-barang yang lebih ramah lingkungan, Misalnya, ganti kantong kresek kita dengan keranjang bila berbelanja, dan jangan pergunakan styrofoam karena kedua bahan ini tidak bisa didegradasi secara alami.

•Terrarium
Terarium atau vivarium adalah media atau wadah yang terbuat dari kaca atau plastik transparan berisi tanaman, yang diperuntukkan bagi beragam kebutuhan, seperti untuk penelitian, metode bercocok tanam maupun dekorasi. Dapat dikatakan bahwa terarium merupakan biosfer buatan yang paling alami karena fungsi biologis yang terjadi dalam terarium pun mirip dengan yang terjadi di alam. Sehingga terarium dapat juga dijadikan laboratorium biologi mini.
Terarium akan menampilkan taman miniatur dalam media kaca. Terarium dapat mensimulasikan kondisi di alam yang sebenarnya dalam media kaca tersebut. Misalnya terarim dapat mensimulasikan ekosistem gurun, ekosistem padang pasir, ekosistem hutan hujan tropis maupun lainnya.
Pertama kali terarium diperkenalkan di Inggris. Diawali dengan rumah kaca mini di Kerajaan Inggris dan kaum bangsawan kemudian terarium menjadi terkenal di seluruh dunia termasuk di Indonesia. Mengingat terarium merupakan media kaca yang ukurannya terbatas dan memiliki biosfer yang unik, maka pemilihan tanaman yang diletakkan di dalam terarium juga haruslah tepat. Beberapa tanaman yang biasa digunakan dalam terarium antara lain sansiviera, kaktus, sukulen dan bromelia.
















B. KERANGKA PIKIR

BAB III
METODE PENELITIAN

A.MATERI PENELITIAN
Materi penelitian adalah pemanfaatan kaca bekas dalam pembuatan terarium.
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian adalah sebagai berikut :

ALAT DAN BAHAN KEGUNAAN
Kaca bekas
Tanaman
Batu kerikil dan pasir.
Lem (silicon)
Alat pemotong
Zeolit
Tanah humus
Sphagnum
Arang
Skop mini
Corong dari kertas
Kain kasa dan kuas
Kamera
Minyak tanah
Penggaris
Sprayer
Batu Sebagai wadah media terarium.
Tanaman dalam kaca .
Sebagai penghias terarium .
Untuk perekat .
Pemotong kaca .
Agar terarium terlihat lebih artistik
Tempat sumber makanan tanaman
Pembatas lapisan tanah.
Menyerap zat racun.
Alat pengambil tanah.
Memasukkan pasir .
Pembersih kotoran.
Memotret proses penelitian.
Pelicin pemotong kaca.
Alat mengukur ukuran kaca yang akan dipotong
Menyemprot tanaman
Menghaluskan zeolit dan sphagnum


B.METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Deskriptif adalah salah satu penelitian dengan cara mengobservasi dan memberikan fakta . Data yang kami peroleh secara tidak langsung , berasal dari internet.


C.METODE PENGAMBILAN SAMPEL
Jenis sampah yang kami gunakan adalah sampah anorganik yaitu sampah yang tidak dapat diperbaharui . Sampah anorganik adalah sampah yang tidak bisa terurai dan jika dibiarkan begitu saja tanpa ada pengolahan yang baik maka akan berdampak negatif bagi lingkungan. Salah satu jenis sampah anorganik yang akan kami olah yaitu kaca bekas menjadi terarium.
D.TEKNIK PENGUMPULAN DATA
Agustus-september = pengumpulan data
1-18 oktober = pengumpulan bahan.
30 oktober = pembuatan produk.
E.POPULASI DAN SAMPEL
Populasi penelitian ini adalah sampah anorganik.
Sampel penelitian adalah kaca-kaca bekas.
F.WAKTU DAN LOKASI PENELITIAN
Penelitian dilakukan pada tgl 30 Oktober 2010 yang dilaksanakan di SMA NEGERI 12 MAKASSAR dan dirumah Nurul Anisa .Jl.borong raya II dalam.
G.TEKHNIK ANALISIS DAN PENGOLAHAN DATA
Sesuai dengan hasil penelitian.




BAB IV
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

A.HASIL PENGAMATAN
1.KONDISI AWAL
Pertumbuhan penduduk di Indonesia yang tiap tahunnya semakin bertambah sehingga penggunaan kegiatan produksi dan konsumsi semakin meningkat.
Peningkatan produksi barang tersebut menimbulkan dampak bagi lingkungan.
Semakin meningkatnya penggunaan barang berarti semakin meningkat sampah jumlah sampah yang ada diIndonesia.
Contoh misalnya sampah non-organik seperti kaca sangat berdampak negative bagi lingkungan. Sukar terurai dan berbahaya terhadap lingkungan jika dibiarkan begitu saja.
Dari permasalahan diatas maka kami tertarik untuk memanfaatkan sampah-sampah kaca tersebut menjadi barang yang berguna . selain itu kami juga ingin mengurangi sampah-sampah yang ada dilingkungan. Oleh karena itu, kami mencoba memanfaatkan sampah kaca bekas menjadi sebuah terrarium yang menarik.
Berdasarkan latar belakang itulah muncul permasalahan yang membuat kami tertarik untuk menjawabnya .permasalahan tersebut adalah :

Apakah kaca bekas dapat dimanfaatkan sebagai terarium ?
Bagaimanakah langkah kerja dari terarium?
Apakah manfaat dari terarium tersebut ?
Untuk menjawab permasalahan itu maka kami membuat perencanaan kerja.
Perencanaan-perencanaan tersebut yaitu mencari data yang menunjang tentang data yang akan kami teliti, menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan, dan melakukan langkah kerja.
Adapun langkah kerja yang kami lakukan adalah sebagai berikut :

-menyiapkan alat dan bahan yang kami perlukan .
Corong sphagnum moss
Sekop kecil zeolit`
Minyak tanah arang
Spon atau kain lap kompos
Sprayer air penggaris
Gunting/cutter pemotong kaca

-buatlah media kaca terrarium segi enam dengan langkah sebagai berikut.
•Sediakan kaca yang ingin dipotong.
•Ukur kaca tersebut dengan penggaris sesuai dengan ukuran menjadi 6 bagian dan 1 sisi alasnya.
•Setelah mengukur kaca tersebut potonglah kaca dengan pemotong kaca tetapi sebelumnya olesi kaca tersebut dengan minyak tanah agar memudahkan proses pemotongan kaca .
•Lalu lem keenam sisi kaca tersebut diatas alas kaca dengan menggunakan lem silicon sehingga membentuk segi enam .
•Setelah di lem tenangkanlah dan letakkan kaca tersebut tunggu sampai lemnya menyatu.
-Setelah semua persiapan selesai, tiba saatnya membuat terarium.
Cara membuat terrarium adalah sebagai berikut:
* Cuci media kaca dengan air panas dan bersabun. Bilas media kaca lalu keringkan.
* Buat lapisan batu atau pasir atau media lainnya di bagian bawah dengan tebal kira-kira 2-3 cm.
* Tambahkan arang dengan ketebalan 1-2 cm.
* Dengan sendok ataupun skop mini, tambahkan lapisan media seperti tanah humus setebal 5-8 cm. Buat sedikit gundukan untuk memperindah. Jika Anda menggunakan akurium, Anda dapat meninggikan gundukan di salah satu sisi sebagai latar belakang.
* Gali lubang kecil pada lapisan tanah tersebut untuk akar tanaman
* Ambil tanaman yang cocok, lalu bersihkan bagian akarnya dari sisa-sisa tanah. Potong daun yang rusak. Letakkan tanaman pada lubang kecil yang telah digali dan tutupi akarnya dengan tanah.
* Basahi tanah, namun jangan menyiram secara berlebihan. Cukup basahi hingga tanah menjadi lembab.
* selanjutnya untuk mempercantik terarium tersebut gunakan batu hias dan miniature hiasan lainnya
* Letakkan terarium Anda pada lokasi yang tidak terkena sinar matahari secara langsung.
* Basahi tanah jika sudah mulai terlihat kering.

2.HASIL
Dari hasil yang kami peroleh setelah melakukan langkah kerja , maka terjawablah hipotesis dari yang kami telah paparkan, yaitu kaca bekas dapat dimanfaatkan dalam pembuatan kaca terrarium. Prinsip kerja yang kami lakukan sama dengan terrarium yang biasanya namun ada yang membedakan yaitu kami membuat kaca terrarium ini dari kaca bekas dan memiliki model yang beda dari yang lainnya yaitu model segi enam.
Terrarium dari kaca bekas ini bukan hanya dimanfaatkan sebagai tanaman hias dalam rumah melainkan bisa menjadi peluang lapangan kerja bagi para masyarakat pengangguran.
Adapun hasil penelitian yang telah kami buat dapat kami sajikan dalam bentuk foto sebagai berikut :


A.PEMBAHASAN
Setelah melakukan penelitian tentang pembuatan terrarium dari kaca bekas,kami menemukan bahwa kaca bekas dapat dimanfaatkan sebagai media kaca terrarium.
Dari setiap rumusan masalah, kami dapat membuktikan bahwa kaca bekas ini sangat dapat dimanfaatkan dalam pembuatan terrarium. Adapun langkah kerjanya dapat dilihat dari hasil pengamatan. Selain itu penampilannya yang menarik membuat terarium ini banyak diminati dari segi pola,bentuk dan kegunaannya sebagai tanaman hias dalam rumah serta dapat dimanfaatkan sebagai peluang lapangan kerja buat para pengangguran.
Hipotesis yang diterima adalah H1 : yaitu kaca bekas dapat dimanfaatkan pada pembuatan terrarium.
Analisis hasil dari penelitian yang kami lakukan, dapat disimpulkan bahwa pada awal nya kami sangat prihatin terhadap kondisi lingkungan yang semakin padat akan sampah yang berserakan terlebih lagi sampah kaca yang berdampak negative bagi lingkungan.
Sehingga muncul dibenak kami untuk memanfaatkan kaca-kaca bekas. Kami lalu membuat perencanaan kerja, kami menyediakan alat dan bahan yang digunakan serta melakukan langkah-langkah kerja. Kemudian kami melakukan penelitian dan menyimpulkan bahwa kaca-kaca bekas dapat dimanfaatkan sebagai media kaca terarium.
Berdasarkan hasil penelitian kami dapat membandingkan hasil produk kami dengan hasil produk lain. Kami melihat dari beberapa sumber dimedia seperti diinternet. Kami dapat membandingkan bahwa prinsip kerja yang kami lakukan dalam pembuatan terrarium sama. Akan tetapi perbedaan terrarium kami dengan terrarium pada umumnya adalah dari segi bentuk media kaca, umumnya berbentuk bundar dan persegi namun kali ini kami membuat bentuk yang berbeda yaitu berbentuk segi enam.

BAB V
PENUTUP

A.KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian kami , kami dapat menarik kesimpulan sebagai berikut :
a.Kaca bekas dapat dimanfaatkan menjadi terrarium
b.Proses pembuatan kaca bekas menjadi terrarium adalah sebagai berikut :
-menyiapkan alat dan bahan yang kami perlukan .
-membuat media kaca terrarium segi enam dengan langkah sebagai berikut.
• Sediakan kaca yang ingin dipotong.
• Mengukur kaca dan membaginya menjadi 6 bagian yang sama besar dan 1 alas.
• Mengolesi kaca dengan minyak tanah lalu memotongnya
• Rekatkan dengan lem 6 potongan kaca tersebut sehingga membentuk segi enam.
• Letakkan kaca tersebut hingga lem mengeras.
- Setelah semua persiapan selesai, tiba saatnya membuat terrarium dengan menghias media kaca tersebut hingga menarik sedemikian rupa sesuai dengan aturan terarium.
c. Prinsip kerja pembuatan media kaca terrarium ini sama dengan pada umumnya akan tetapi ada yang membedakan yaitu dari segi bentuk kacanya.
Pada umumnya terarium biasanya berbentuk bundar bahkan persegi, akan tetapi bentuk kaca terrarium yang akan kami buat yaitu berbentuk segienam.

B. SARAN
• Sebaiknya kita sebagai generasi muda bisa peduli dengan lingkungan.
• Harusnya para masyarakat harus pandai-pandai dalam keterampilan memanfaatkan sampah-sampah yang semakin banyak .



DAFTAR PUSTAKA
a. terarium.blogspot.com/ - Tembolok - Mirip
b. www.agrina-online.com/redesign2.php?rid=14&aid=2437 - Tembolok
c. d.wikipedia.org/wiki/Sampah - Tembolok - Mirip
d. bisnisukm.com/sulap-sampah-kaca-menjadi-bisnis-daur-ulang.html
e. www.greenradio.fm/index.php?...sampah-kaca...
f. Herlina Sulaiman,Dra.2010.Penuntu Penyusunan Karya Tulis Ilmiah Remaja . SMA Negeri 12 Makassar.
g. Mertanus.wordpress.com/2007/05/20/pembuatan-terarium/ - Tembolok - Mirip








































BIODATA PENULIS

Nama lengkap : Nurul Anisa
Nama panggilan : Nuunu Tuude*
Tempat / tgl lahir : Ujung pandang / 14 desember 1992
Alamat : Jl.borong raya II dalam Lr.5 no.?
No.tlpn : 08991818879
Hobby : ganggu orang, acting dan membaca.
Cita-cita : Presiden, entertainer, administrasi Negara

Nama lengkap : Regar simson
Nama panggilan : edank
Tempat/ tgl lahir : Ujung pandang / 27 januari 1993
Alamat : Jl.Manggala dalam 9/52 blok 8 perumnas
No.tlp : 085756842892
Hobby : Main gitar
Cita-cita : Menyenangkan orang tua.hha

Nama lengkap : Astuti Amir
Nama panggilan : Tuuty Tuude*
Tempat / tgl lahir : Ujung pandang / 30 Desember 1993
Alamat : Jl.Bonto Bila III no.20
No.tlp : 085299937170
Hobby : Menolong orang
Cita-cita : Pengen jadi orang sukses.!

1 komentar:

  1. Merkur Super Platinum Stainless Steel Case
    Buy Merkur Super Platinum 메리트 카지노 주소 Stainless Steel Case Leather 카지노 Case Double Edge Case Chrome Leather Case for German หาเงินออนไลน์ Handmade Merkur Super Platinum Stainless Steel Safety Razor

    BalasHapus